Implementasi strategi digital marketing di era pandemi perlu penyesuaian tersendiri. Karena masa tersebut tidak bisa kita samakan dengan kondisi market ideal dan text book dalam penerapannya.
Adanya tweaking tentu perlu dilakukan untuk memberikan penyesuaian pada strategi penjualan. Jadi kami akan menjelaskan seperti apa penyesuaian relevan antara marketing 4.0 dengan kondisi kritis.
Ketika terjadi kondisi pandemi dimana manusia tidak bisa beraktivitas secara terbuka tentu pola pembelian mereka akan berubah. Penyesuaian tersebut sudah alami dan jelas dilakukan oleh manusia.
Dengan memahami seperti apa kebutuhan tersebut tentu dapat dibuat campaign yang relevan. Pendekatan digunakan tentu saja sosial media dan internet secara umum agar dapat terwujud secara mudah.
Jadi ketika Anda hendak mencari pendekatan di era pandemi berikut ini akan kami berikan referensi. Bagaimana caranya sebuah bisnis tetap relevan bahkan ketika tidak mungkin dilakukan pada pemikiran biasa.
Jemput Bola Strategi Digital Marketing di Era Pandemi
Jemput bola merupakan sebuah strategi paling relevan ketika konsumen kondisinya tidak bisa keluar rumah. Jadi produsen memang harus mendekati mereka sehingga kapabilitas pembelian tidak terganggu.
Namun perlu dilihat juga apakah daya beli dari masyarakat pandemi tersebut terganggu atau tidak. Ketika daya beli mereka terganggu tentu saja tidak bisa kita lakukan pendekatan berbasis finansial.
Artinya jangan sampai pendekatan jemput bola ini mempengaruhi harga terlalu signifikan. Salah satu contoh strategi digital marketing di era pandemi yang mungkin tidak terpikirkan ketika pandemi tidak terjadi adalah tambal ban online.
Ini adalah salah satu terobosan jasa yang membuat penyedia harus berlari mengejar konsumen. Jadi mereka menawarkan jasa tambal ban keliling yang dapat memberikan layanan berdasarkan panggilan.
Dengan menggunakan whatsapp penyedia layanan bisa mengetahui lokasi konsumen secara jelas. Komunikasi dua arah yang mudah ini tentu saja membuat lokasi jauh tidak menjadi masalah besar.
Bagaimana dengan pendekatan harga tentu saja perlu menyesuaikan tergantung pada harga bahan bakar. Jadi kuncinya adalah tarif jasa asli tidak naik hanya saja cost meningkat karena adanya penggunaan bahan bakar.
Pendekatan konsep seperti itu jika kita terapkan dapat menjadi solusi bisnis 4.0 yang efektif. Jadi tidak perlu repot harus mencari ketika membutuhkan jasa tersebut dalam kondisi terdesak sebagai contoh strategi digital marketing di era pandemi.
Bagaimana masalah campaign, ini tentu saja menggunakan kombinasi antara konvensional dan digital. Anda dapat menggunakan sosial media untuk mempromosikan jasa ini sekaligus memakai metode konvensional.
Pendekatan konvensional paling mudah adalah dengan menggunakan stiker sehingga pelanggan bisa mencatat kontak. Ini berguna ketika mereka hendak melakukan pemanfaatan jasa berikutnya.
Pendekatan Strategi Digital Marketing di Era Pandemi
Aspek pendekatan pada konsumen juga penting sebagai salah satu fundamental digital marketing. Ketika sedang ada pandemi tentu pendekatan tidak boleh sama seperti ketika musim biasa.
Salah satu metode pendekatan paling ampuh digunakan pada saat kritis seperti itu adalah virtue signaling. Ini adalah salah satu pendekatan dimana brand mencerminkan kebaikan pada para pemirsa.
Mulai dari sebatas kata saja sampai dengan melakukan gerakan tertentu yang berdampak langsung pada masyarakat. Sehingga para pemirsa bisa mengetahui bahwa brand tersebut memiliki tujuan baik dalam strategi digital marketing di era pandemi.
Tahukah Anda bahwa konsumen khususnya di Indonesia sangat mudah terpengaruh oleh virtue signaling. Banyak orang mudah memilih sebuah produk hanya karena pendekatan mereka baik pada masyarakat.
Sehingga menarik simpati para calon pengguna tersebut cukup dengan mengeluarkan itikad baik saja. Apakah itu realisasinya memang ada atau hanya sekedar gimmick yang penting publicity stunt berjalan.
Ketika ada pandemi tentu saja mental masyarakat akan menjadi turun secara signifikan. Dengan memberikan virtue signaling ini seperti ada secerca harapan dan membuat mereka semakin percaya.
Memang kelihatannya sangat tidak bagus sama sekali strategi digital marketing di era pandemi itu namun ini efektif dilakukan. Masyarakat kita sendiri entah sadar atau tidak tetap menggunakan pendekatan seperti itu sebagai salah satu tolak ukur.
Tentu saja dengan adanya pendekatan tersebut kita bisa mengoptimalkan penjualan terkait. Jadi manfaatkan keluguan dan mental masyarakat dengan pendekatan spesifik agar relevan terhadap produk.
Apresiasi Konsumen Strategi Digital Marketing di Era Pandemi
Contoh strategi lainnya yang ampuh digunakan adalah apresiasi konsumen pengguna produk. Jadi pihak produsen perlu memberikan apresiasi tertentu baik secara langsung atau tidak langsung.
Tujuannya sekali lagi adalah melakukan boosting pada mental pengguna sehingga mereka merasa bahagia. Ketika seorang manusia merasa bahagia maka mereka akan merasakan candu dari sensasi tersebut.
Adanya pandemi seperti sekarang tentu saja kebahagiaan adalah salah satu candu berbahaya. Ketika produsen mampu memberikan apresiasi dan membuat konsumen merasa bahagia ini jelas strategi berbahaya.
Produsen dapat memberikan diskon misalnya ketika sudah melakukan belanja dalam jumlah tertentu. Atau paling parah lagi adalah dengan melakukan belanja sekaligus bisa beramal pada orang membutuhkan.
Membuat diri sendiri merasa lebih baik dari orang lain adalah salah satu cara untuk memuaskan candu manusia terhadap ego. Jadi buat mereka merasa lebih agar melakukan pembelian lagi.
Teknik seperti ini ketika diimplementasikan secara konsisten jelas bisa membuat pengguna merasa kecanduan. Bahkan ketika tidak melakukan pembelian mereka akan merasa bersalah karena adanya sesuatu yang kurang.
Dengan menggunakan beberapa strategi tadi tentu penjualan yang Anda lakukan dapat meningkat. Sehingga strategi digital marketing di era pandemi perlu pertimbangan matang sebelum melakukan eksekusi.